Jim.my.id Cuap-cuap

Ada Apa Gerangan Apoteker Pengangguran ini Dipanggil ke Sekretariat Negara?

Jim.my.id – Tanggal 14 Desember 2017 mungkin bisa disebut sebagai hari terdekat saya dengan “Ring 1 RI“; yang membuat saya semakin yakin bahwa memutuskan untuk menjadi Apoteker Pengangguran adalah hal yang sudah tepat #eh. Pada hari itu, saya berkesempatan untuk menjadi salah satu narasumber dalam FGD (Forum Group Discussion).

Koq bisa Apoteker pengangguran –gondrong lagi– diundang untuk masuk ke kawasan Istana Negara?

FGD ini merupakan lanjutan dari acara yang sebelumnya diadakan oleh KEMKOMINFO yang pernah saya tulis di sini. Kebetulan saya dan kawan-kawan yang menjadi pemenang dalam lomba Flash Blogging saat event berlangsung di daerah masing-masing mendapat kesempatan diundang ke Sekretariat Negara untuk menjadi narasumber.

Narasumber? Narasumber apaan?

Jika kegiatan “Bijak Bermedia Sosial” sebelumnya dari KOMINFO, FGD kali ini dari TKP. Bukan Tempat Kejadian Perkara loh, ya? Melainkan Tim Komunikasi Presiden yang masuk dalam Staf Khusus Presiden. Kami, para blogger diminta untuk memberikan pandangan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sempat khawatir juga ketika ingin menyampaikan kritik atau masukan. Namun, jawaban Tim Komunikasi Presiden sangat menarik. Mereka menjawab (kurang lebih kalimatnya seperti ini):

“Sampaikan saja kritiknya. Kami justru senang jika ada kritik dan saran.”

FGD Jimmy Ahyari

Saya yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan (Apoteker) dan juga blogger, tentu menyampaikan pandangan terkait dua hal ini; kesehatan dan teknologi.

Dalam menyampaikan pandangan ini, saya tidak “sendirian”. Dalam artian, selain pengamatan pribadi, yang saya sampaikan juga adalah hasil dari mengumpulkan saran dari kawan-kawan di Komunitas Blogger Banua (Komunitas Blogger Kalimantan Selatan) dan rekan-rekan apoteker di Grup PIFI (Perhimpunan Informatika Farmasi Indonesia).

Dalam slide singkat yang disajikan, ada beberapa poin penting terkait kesehatan dan teknologi yang saya sampaikan, baik terobosan di masa pemerintahan Pak Jokowi hingga saran/kritik/masukkan.

Kapan lagi punya kesempatan untuk menyampaikan saran/kritik kepada orang-orang terdekat pak Jokowi? iya kan?

Nah, dari sekian poin yang saya sampaikan, ternyata poin tentang Rancangan Undang-Undang Kefarmasian (RUU Kefarmasian/Apoteker) yang menjadi sorotan lebih (Ini usulan dari Pak Nofa Stefanus di Grup FIPI).

Suasana Diskusi Di Sektretariat Negara
Suasana Diskusi; Serius, santai, kadang tertawa ;D

Saya pun diminta untuk menuliskan secara lebih rinci lagi seperti apa “permohonan” RUU Kefarmasian ini. Sependek yang saya ketahui, saat ini DPR masih menimbang-nimbang untuk memprioritaskan “Rancangan UU Kefarmasian” atau kah “Rancangan UU WASPOM (Pengawasan Peredaran Obat dan Makanan).

Hanya satu dari RUU di atas yang memiliki kesempatan untuk dibahas oleh Komisi IX DPR di masa ini. Nah, kabarnya lagi, RUU mana yang akan mendapat prioritas berdasarkan keaktifan siapa yang mengusulkan.

Saya juga menyampaikan bahwa RUU Kefarmasian ini sangat diperlukan. RUU Kefarmasian diharapkan bisa menjadi landasan yang lebih kuat dalam memberdayakan apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran yang strategis untuk mendukung pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Kemudian penyampaian terkait RUU Kefarmasian ini ditutup dengan usulan atau rekomendasi yang lebih menekankan “Mohon komisi IX DPR dapat memprioritaskan RUU Kefarmasian“.

Sssst… Ada Cerita Lucu ;D

Jika di sebelumnya terkesan serius, agar berimbang, akan saya sampaikan cerita lucu saat berkunjung ke Sekretariat Negara.

Ada banyak sebenarnya pengalaman lucu dari saat mulai ingin memasuki kawasan Istana Negara hingga proses masuknya.

Dimulai ketika ingin masuk, bermodalkan Google Maps, kami berjalan kaki. Sampai ke titik yang disebut Google Maps, ternyata pagarnya terkunci. Alhasil, kami harus memutar lagi dengan sambil tetap berjalan kaki. What a day! wkwkwk

Kemudian, saat di pos penjagaan, saya ditanya “ada keperluan apa?”. Entah perasaan saya saja atau gimana, saya merasa penjaga yang bertanya seolah “curiga”. Mungkin dalam benaknya bertanya “ngapain si gondrong dan tampang preman ini mau masuk kawasan istana?” wkwkwkwk

Akhirnya saya tunjukan surat resmi yang ditandatangani oleh Pak Sukardi Rinakit, eh langsung tersenyum ramah si penjaga. Hihihi…

Tamu Istana Negara

Yang gokil selanjutnya adalah, ketika ingin masuk ke Gedung Utama Sekretariat Negara RI, saya bertemu dengan Pak Aria yang langsung mengenali “eh, mas Jimmy, ya?”. Kuat dugaan saya, beliau langsung ingat karena rambut gondrong ini. Hehehe… Walhasil, masuk gedung utama tanpa ditanya atau bertanya karena saya sudah bersama Pak Aria.

Sang Pemimpin Jimmy Ahyari LOL
Meja Kerja di Ruangan Favorit (alm) Pak Harto

Dan yang terakhir, ini bukan lucu kalau menurut saya. Malah ini hal keren. Saya diperbolehkan berfoto di meja kerja yang biasa digunakan (Alm) Pak Presiden Soeharto. Konon kabarnya, siapa saja yang pernah masuk ke ruangan tersebut bakalan jadi pemimpin. Dan terbukti! Setidaknya saya adalah pemimpin rumah tangga ^_^

Akhir kata, terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tim Komunikasi Presiden (Pak Sukardi Rinakit, Pak Handoko Darta, Pak Aria, Ibu Lasmi, Pak Karjono dan semua-semuanya) yang telah memberi kesempatan blogger pedalaman ini untuk bisa memasuki kawasan Istana Negara tanpa harus diinterogasi macam-macam ;D

Eksplorasi konten lain dari Jim.my.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca